Tinggalkan Kenangan Sebelum Pergi
Stock | : | Ready Stock 6.0 pcs |
Berat | : | 0,16 Kg |
This product has no valid combination.
30-day money-back guarantee
Free Shipping in U.S.
Buy now, get in 2 days
-
This website is secured with high-grade 128-bit encryption with an SSL certificate by Comodo
Public user
-
buy levitra in india
Public user
-
how to synthesize tadalafil
Public user
-
how to use dapoxetine and sildenafil tablets
Public user
-
priligy customer review
Public user
Submit your review about this Product
Please Sign in to rate this Product
TINGGALKAN KENANGAN SEBELUM PERGI
Agar Pahala Terus Mengalir Meski Hidup Telah Berakhir
====================================
Sungguh amal yang paling agung pahalanya dan paling diridhai oleh Allah Ta'âla adalah amal yang manfaatnya dirasakan oleh orang lain.
Banyak sekali amalan-amalan kebaikan yang pahalanya terus mengalir, bahkan ketika seorang yang beramal tersebut berada di alam kuburnya.
Untuk itu, sudah seharusnya seorang muslim berusaha sekuat tenaga "meninggalkan kenangan" berupa amal shalih sebelum ia "pergi" meninggalkan dunia ini, yaitu amal shalih yang bermanfaat bagi generasi yang hidup setelahnya dan pahalanya ia petik juga ketika ia sudah di alam kubur dan di akhirat.
Allah Tabâraka Wa Ta'âla berfirman,
وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۙهُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ
.."Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya".
(QS.Al-Muzzammil : 20)
Para ulama menyatakan bahwa amal yang manfaatnya dirasakan oleh orang lain lebih utama daripada amal yang manfaatnya hanya kembali kepada dirinya sendiri.
Dalil-dalil dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah juga banyak memprioritaskan kemaslahatan umum.
Diantaranya Nabi ﷺ bersabda,
فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
“Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.”
(HR.Bukhari no.2941 & Muslim no.2406 dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'Anhu)
Kemudian pada hadits yang lainnya Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga.”
(HR. Muslim no.2674)
Tanda umat terbaik adalah gemar mengajak pada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (munkar) disertai beriman kepada Allah Ta'âla.
Dalam suatu ayat disebutkan,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
(QS.Ali Imran :110)
Allah Subhânahu Wa Ta'âla mengutus para Nabi untuk berbuat baik kepada seluruh manusia; mereka memberikan petunjuk dan kebaikan dunia akhirat.
Hal ini menunjukkan, mereka tidak diutus untuk menyepi dan menjauhi keramaian manusia.
Oleh karenanya, Nabi ﷺ mengatakan manusia yang bergaul dengan manusia lainnya lebih baik dari manusia yang tidak bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Diantaranya sabda Nabi ﷺ ,
المؤمنُ الذي يخالطُ الناسَ ويَصبرُ على أذاهم خيرٌ منَ الذي لا يُخالطُ الناسَ ولا يصبرُ على أذاهمْ
“Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka”
(HR. At Tirmidzi 2507, Al Bukhari dalam Adabul Mufrad 388, Ahmad 5/365, syaikh Musthafa Al ‘Adawi mengatakan hadits ini shahih dalam Mafatihul Fiqh 44).
Diantara amal-amal shalih yang pahalanya akan mengiringi seorang muslim setelah ia wafat, sebagaimana hadits Nabi ﷺ dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan dan mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangun atau rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun, atau sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup; semua itu akan mengiringinya setelah ia wafat."
(HR. Ibnu Majah, no. 242; Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Al-Mundziri. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Iman dan keshalihan seseorang akan terus lestari meskipun ia telah wafat.
Bahkan para Malaikat dan orang-orang mukmin mendoakan mereka, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, Allah Subhânahu Wa Ta'âla berfirman,
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
(QS.Al-Hasyr : 10)
Semoga Allah Tabâraka Wa Ta'âla memudahkan setiap dari kita dan kaum muslimin agar diberi ilmu yang bermanfaat dan amal shalih yang dapat menghasilkan pahala jariyah In syaa Allah.